Jumat, 25 November 2016

Metode Budidaya Tanaman Kangkung dengan Media Tanam Gedebog Pisang



Semakin sedikitnya lahan untuk bercocok tanam membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk dapat bercocok tanam di lahan yang sempit. Beberapa orang menggunakan sistem hidroponik atau vertikultur untuk dapat bercocok tanam di lahan sempit. Namun sebenarnya ada banyak cara lain untuk bercocok tanam di lahan sempit  diantaranya teknik budidaya tanaman  dengan media tanam gedebog pisang. Manfaat Gedebog pisang memang sangat baik untuk pertanian , kebanyakan dari petani pisang yang telah usai panen biasanya hanya membuang pohon pisang tanpa dimanfaatkan. Selain mempunyai manfaat untuk digunakan sebagai pupuk cair organik atau pun BOKASHI , ternyata batang pisang (GEDEBOG) dapat di manfaatkan sebagai media tanam sayuran. Adapun jenis sayuran yang bisa di tanam menggunakan limbah pohon pisang ini adalah Cabai , Terong , Tomat , Bayam , Sawi , Kangkung dan sejenisnya.
Batang pisang biasanya dibuang setelah buahnya diambil , atau ketika ada hanya diperlukan untuk pasang wayang kulit, dengan sedikit kreatifitas batang pisang  banyak dimanfaatkan untuk bisa diolah . Buah ini adalah buah surga , baik bunga , daun , batang dan tongkol semua berharga , Selain itu juga batang dapat digunakan sebagai bahan untuk pupuk organik cair atau yang disebut MOL (mikro-organisme lokal) atau EM (effective microorganism). Kulit pohon pisang dan batang bambu bisa menggantikan talang air untuk berkebun sayur, menanam jamur dll. Bahkan batang pisang memiliki keuntungan yang mengandung banyak pati sebagai sumber nutrisi tanaman dan berkembangnya mikroorganisme di dalamnya, sehingga batang pisang dapat menjadi media tanam yang pada akhirnya bisa menjadi kompos. Pohon pisang juga memiliki senyawa penting seperti antrakuinon, saponin, dan flavonoid. Antrakuinon pada manusia bermanfaat untuk menyuburkan rambut. Peran senyawa dalam tanaman juga dapat mendorong pertumbuhan rambut akar yang berguna untuk membantu tanaman dalam menyerap nutrisi. Batang pisang itu sendiri diketahui mengandung hingga 80% air . Selama batang pisang ini telah dipelajari untuk digunakan sebagai pakan ternak karena hasil kadar selulosa lignin rendah. Penggunaan batang pisang tetap menjanjikan untuk kadar glukosa tanaman pisang bisa mensuplai sendiri.
Pembuatan blog ini bertujuan sebagai media penyuluhan yang diharapkan agar pembaca dapat mendapatkan informasi dan memahami bagaimana cara budidaya kangkung organik dengan alternatif media tanam yaitu gedebog pisang.


Persiapan Media Tanam
Persiapan media tanam gedebog pisang merupakan tahap awal dalam menanam kangkung darat dengan sistem tanam ini.  Adapun alat yang digunakan adalah Kayu, Gergaji, Pisau, Cangkul, Sekop kecil, Parang, Paku, Palu, Nampan dan alat penyiram (sprayer). Sedangkan bahan yang digunakan antara lain: Gedebog pisang, Pupuk cair, Tanah, Bibit kangkung darat dan Rak. Tahap-tahap yang dilakukan dalam pembuatan media tanam adalah sebagai berikut: Pembuatan media tanam, Pembuatan Rak, Pembuatan media tanam pada rak, Persiapan bahan media tanam, Pembuatan media tanaman kangkung darat.

Pembuatan Media Tanam
            Media Gedebog Pisang dibuat sebagai tempat tanaman kangkung darat yang akan ditanam.  Batang pisang ini kemudian dibuat pola persegi  dengan ukuran 30 x 30 cm dalam satu batang pisang. Lalu dilubangin menggunakan pisau. Setelah itu dikerok menggunakan sendok sampai ¾ bagian. Lubang ini fungsinya sebagai media tempat budidaya tanaman kangkung darat. Alat yang digunakan dan pembuatan media dapat dilihat pada Gambar
                            
Gambar Pembuatan media tanam

5.1.2. Pembuatan Rak
            Pembuatan tempat media gedebog pisang dibuat untuk digunakan sebagai tempat untuk meletakkan gedebog pisang yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat budidaya tanaman kangkung darat. rak ini di buat sendiri sebelum budidaya kangkung darat. adapun peralatan yang dibutuhkan untuk membuat rak adalah :
·      Gergaji : biasa digunakan untuk memotong kayu, pilihlah gergaji yang sesuai untuk mempermudah dalam melakukan pemotongan.
·      Palu : alat ini biasa digunakan untuk memukul paku agar kayu lebih kuat.
·      Paku : alat ini biasa digunakan untuk menyatukan kayu agar lebih kuat.
Pemilihan Bahan Baku
Bahan baku ini sangat menentukan karena bentuk dan ukuran kayu/papan harus sesuai dengan bentuk yang di inginkan, disini jenis kayu/papan yang dipakai adalah kayu/papan rajuk yang cukup tebal, fungsinya adalah sebagai tempat untuk meletakkan gedebog pisang. Setelah kita mendapatkan bahan yang sesuai maka kayu dibiarkan terlebih dahulu di ruangan terbuka agar terkena hujan dan panas. Saat dijemur kena hujan dan panas tidak rusak, berarti kualitas kayu benar-benar bagus. Sebaliknya, kalau rusak, berarti kualitas kayu jelek.
Proses membuat kerajinan rak
·      Pertama-tama penyiapan bahan baku kayu ukuran 55 cm dan papan rajuk yang sudah dibeli.
·      Kemudian pemotongan kayu sebagai penyangga utama, kayu dipotong dengan menggunakan gergaji.
·      Selanjutnya pemotongan papan rajuk sesuai panjang ukuran gedebog pisang yaitu 130 cm.
·      Rak mulai dibentuk sesuai design dengan menggunakan alat paku dan pukul menjadi empat tingkatan yaitu dua tiga sisi depan, tiga sisi belakang, dan satu di atas.





Persiapan tempat media gedebog pisang dapat dilihat dalam Gambar 5.2.
                            








Gambar 5.2. Rak untuk media gedebog pisang

5.1.3. Persiapan Bahan Media Tanam
            Dalam usaha budidaya tanaman kangkung darat salah satu komponen penting dalam keberhasilanya adalah mempersiapkan media tanam yang sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Komposisi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman harus tersedia dalam jumlah dan komposisi yang mencukupi.
Media tanam yang alami terdiri atas campuran tanah dan bahan-bahan organik yang memiliki kandungan hara yang tinggi. Selain itu ketersediaan air dalam media tanam  harus mencukupi atau tingkat kelembaban yang relatif lebih tinggi dari areal tanam biasa.
            Persiapan bahan media tanam adalah persiapan bahan yang terdiri dari tanah humus, pupuk organik. Tanaman kangkung darat sangat menyukai bahan organik berupa pupuk kompos yang berasal dari sisa bahan-bahan organik, kotoran ayam, kotoran kambing maupun kotoran sapi yang telah matang. Tanah yang dipergunakan untuk media tanam adalah tanah yang diambil pada kedalaman 5 cm dibawah permukaan. Tanah yang berlempung pasir adalah media tanam yang baik karena tanah tersebut memiliki karakteristik yang baik lempung berfungsi sebagai perekat media tanam, sedangkan pasir bermanfaat untuk memberikan porositas yang baik bagi tanaman.


Adapun caranya sebagai berikut :
·      Campurkan bagian tanah dan pupuk organik atau pupuk kompos dengan perbandingan 2 bagian tanah dan 1 bagian pupuk organik atau kompos.
                               








Gambar 5.3. Campuran bahan media tanam
            .
 Bahan media tanam adalah sebagai berikut Campurkan bagian tanah dan pupuk organik atau pupuk kompos dengan perbandingan 2 bagian tanah dan 1 bagian pupuk organik atau kompos setelah pencampuran dimasukkan ke dalam 7 gedebog pisang dan gedebog pisang yang sudah di isikan selanjutnya di rapikan secara merata dan di siram dengan air secukupnya. Setelah itu gedebog pisang yang sudah di isi media tanah di simpan di tempat sejuk selama 30 menit agar tanah bisa beradaptasi dengan media sebelum pemasukan benih kangkung. Waktu yang tepat untuk pengisian media tanah ini adalah pagi hari atau sore hari. Batang pisang yang digunakan adalah batang pisang yang sudah berumur 6 bulan ke atas karena batang bisang harus lebih besar dan supaya tahan lama untuk media yang di gunakan.








5.2. Budidaya Tanaman Kangkung darat
     Budidaya tanaman kangkung darat adalah suatu kegiatan menanam dan memelihara tanaman kangkung mulai dari persemaian sampai tanaman kangkung dapat dipanen. Hasil panen tanaman kangkung dapat langsung di konsumsi sebagai bahan masakan yang lezat. Pada praktik lapangan ini budidaya tanaman kangkung dilakukan dengan menggunakan inovasi baru dalam pembudidayaan yaitu dengan media tanama gedebog pisang.
 Perbedaan dari budidaya tanaman kangkung dengan media tanam gedebog pisang dengan teknik lainnya adalah bahan baku media tanam yaitu gedebog pisang merupakan bahan baku yang mudah didapatkan dan murah. Kandungan air yang banyak pada gedebog pisang membuat budidaya dengan media ini tidak memerlukan penyiraman yang teralu sering tergantung cuaca.
Tahapan dari teknik budidaya ini yaitu terdiri dari penyemaian/pembibitan. Penyemaian dapat dilakukan pada tanah dan juga nampan. Setelah persemaian tanaman kangkung tumbuh lalu  dilanjutkan pengersiaan media gedebog pisang dengan tanah yang telah dicampurkan pupuk kandang. Selanjutnya penanaman, dilakukan dengan cara memindahkan benih kangkung yang telah disemai ke media tanam gedebog pisang. Setelah tanaman kangkung tumbuh tahap selanjutnya adalah pemeliharaan yaitu berupa penyiraman dan pengendalian hama penyakit tanaman. Dan tahap terakhir adalah pemanenan. Penjelasan yang lebih terperinci akan dijelaskan di bawah ini :











5.2.1. Persiapan Benih Tanaman
Pada budidaya kangkung tahap awal adalah pemilihan benih. Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang digunakan harus merupakan benih yang berkualitas baik dan memenuhi syarat benih unggul seperti secara fisik tidak rusak, kadar air yang tepat, syarat tumbuh diatas 80 % dan tersertifikasi SNI. Pada praktek lapangan ini penulis menggunakan produk benih yang diproduksi oleh PT. East West Seed Indonesia. Benih kangkung berbeda dengan benih tanaman lain yang pada umumnya berwarna hitam dan berukuran kecil. Benih kangkung justru berwarna cokelat dan berukuran lebih besar.








Gambar 5.4. Benih Kangkung Darat

5.2.2. Penyemaian Benih Tanaman Kangkung
Tanaman kangkung sebelum di tanam harus di semai terlebih dahulu.  Benih kangkung darat dapat ditanam setelah terlebih dahulu direndam fungsinya agar terjadi imbibisi yaitu air masuk ke dalam benih untuk merombak cadangan makanan dan mengaktifkan enzim dalam benih sehingga zat-zat dalam benih memecah dormansi benih dan agar cepat memunculkan plumula dan radikula (berkecambah).  



Benih yang baik akan terbenam di dalam air, apabila benih mengapung maka benih itu kurang baik. Benih yang terbenam selanjutnya dipisahkan dan dikeringkan. Budidaya kangkung darat sangat dipengaruhi oleh pemilihan benih, sebab benih yang baik akan tumbuh dan berkembang secara baik dan menghasilkan hasil yang baik pula.








Gambar 5.5. Perendaman benih tanaman kangkung

Setelah perendaman benih selesai. Benih kangkung lalu disemai. Penyemaian bisa dilakukan dengan meja/nampan dan juga membuat bedengan kecil. Pada bedengan kecil dibuat lubang yang terpola sejajar dan tiap lubang bisa diisi hingga 4 benih kangkung. Pada umur dua hari penyemaian biasanya benih kangkung sudah berkecambah.  







Gambar 5.6. Persemaian Benih Kangkung


5.2.3. Penanaman
            Setelah benih kangkung tumbuh pada persemaian, maka tahap selanjutnya adalah penanaman. Penanaman dilakukan dengan cara memindahkan bibit kangkung dari persemaian ke media gedebog pisang yang telah disiapkan sebelumnya. Pada tiap gedebog pisang yang telah dilubangi diisi dengan dua sampai tiga bibit kangkung.










Gambar 5.7. Penanaman Pada Media Gedebog Pisang

5.2.4. Pemeliharaan
Tahap selanjutnya adalah pemeliharaan tanaman. Pemeliharaan tanaman kangkung dilakukan agar tanaman kangkung dapat tumbuh secara optimal dan terhindar dari hama penyakit dan organisme penggangu tanaman lainnya. Selain itu pemeliharaan tanaman kangkung dapat meningkatkan produktivitas tanaman dalm hal jumlah produksi daun yang lebih banyak. Adapun tahap pemeliharaan tanaman adalah sebagai berikut :

a.  Penyiraman
            Kangkung darat merupakan tanaman yang membutuhkan jumlah asupan air dalam jumlah yang cukup banyak, Oleh karena itu Praktikan harus melakukan penyiraman secara rutin dengan memperhatikan kondisi tanaman. Penyiraman yang baik harus dilakukan pada pagi hari dan sore hari.  Namun interval waktu penyiraman tidak harus selalu diikuti oleh praktikan karena kondisi tanah yang terlalu lembab juga dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur pada batang tanaman kangkung. Jadi praktikan melakukan penyiraman rutin dengan mengikuti kelembaban media tanam dan kondisi cuaca.
Penyiraman tanaman kangkung masih dilakukan menggunakan ember karena mengingat sumber air cukup dekat dengan tempat penanaman. Air yang digunakan praktikan dalam penyiraman menggunakan air bersih yang tidak mengandung zat kimia. Untuk melihat lebih jelas proses penyiraman dapat dilihat pada Gambar 5.8.
                          





Gambar 5.8. Proses penyiraman
b.  Pemupukan
Pemupukan pada tanaman kangkung ini digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar dan daun yang baik.  Pemupukan diberikan secara berkala sekitar seminggu sekali agar tanaman mendapat nutrisi yang cukup baik.  Pemupukan tanaman kangkung tidak memerlukan proses yang rumit seperti pada tanaman sayuran lain pada umumnya. 
Pupuk yang digunakan adalah pupuk cair dengan merk dagang SEPRINT. Pupuk cair ini fungsinya untuk meningkatkan produktivitas pertumbuhan daun dan batang. Dosis pemberian pupuk cair tergantung pada tanaman. Untuk tanaman yang produktivitasnya rendah maka dapat diberi pupuk cair dengan perbandingan 4 liter pupuk : 1 air. Dengan interval penyemprotan selama dua kali dalam satu minggu.





                    




Gambar 5.9. Pupuk Cair Seprint

5.2.4.   Pengendalian Hama dan Penyakit
Pemberantasan hama dan penyakit merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh hasil dan produksi yang tinggi. Bila suatu hama atau penyakit menyerang tanaman, maka harus ditanggulangi karena apabila tidak diberantas maka akan menyebabkan kerugian. Tanaman kangkung termasuk tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit. Dalam praktik lapangan ini, hama yang menyerang tanaman kangkung adalah kutu daun (Aphid) dan Thrips. Dibawah ini adalah penjelasan mengenai gejala serangan hama penyakit tanaman pada kangkung.
a. Kutu Daun (Aphid)
Kutu daun adalah hama yang menyerang pada daun tanaman kangkung. kutu daun berukuran kecil sekita 1-6 mm, tubuh lunak, berbentuk seperti buah pear, pergerakan rendah dan biasanya hidup secara berkoloni (bererombol). Pada praktik  lapangan ini hama yang paling banyak dtemukan adalah kutu daun putih. 6 dari 20 tanaman terserang hama kutu daun sangat parah hingga membuat tanaman layu dan kerdil.
Gejala dari serangan kutu daun ini adalah Gejala awal berupa bercak kering pada daun dan menyebabkan tanaman mengering, keriput, tumbuh kerdil, warna daun kekuningan, terpelintir, layu dan mati. Kutu biasanya berkelompok di bawah permukaan daun, menusuk dan menghisap cairan daun muda serta bagian tanaman yang masih muda (pucuk). Eksudat yang dikeluarkan kutu mengandung madu, sehingga mendorong tumbuhnya cendawan embun jelaga pada daun yang dapat menghambat proses fotosintesa. Kutu daun menyebabkan daun kangkung menjadi melengkung, akibat kutu daun menghisap cairan yang ada pada daun kangkung tersebut. Untuk mengendalikan hama tersebut tidak dibutuhkan pestisida, melainkan hanya dengan membasminya dan membersihkannya dengan menggunakan tangan.

Gambar 5.10. Tanaman kangkung yang terserang kutu daun (Alphid)

b. Ulat Tritip atau Ulat Perusak Daun ( Plutella xylostella )
Salah satu hama yang menjadi kendala besar adalah ulat tritip atau ulat perusak daun dengan nama latin Plutella xylostella. Hama ini menyerang tanaman yang berusia muda dan tanaman tua. Gejala serangan dari ulat ini adalah muncul bintik-bintik pada daun, daun berlobang pada permukaan daun. Bila dibiarkan maka daun akan habis dimakan oleh ulat tersebut dan tanaman akan mati. Ulat tritip menempelkan telurnya pada bagian bawah daun dan bagian pelepah daun.






Cara pengendalian dari hama ulat tritip pada praktek lapangan ini adalah dengan cara mekanis yang sederhana yaitu dengan cara membuang ulat yang tertempel pada permukaan daun serta membuang telur-telur ulat yang berada di bawah daun dan di pelepah daun dan sedikit disiram dengan air pada daun yang terdapat telur ulat dengan air biasa.







Gambar 5.11. Tanaman Kangkung Terserang Ulat Tritip


5.2.5.   Panen
Panen merupakan kegiatan akhir dari budidaya tanaman sayuran yang umumnya tanaman kangkung sudah bisa di panen setelah berumur 25-40 hari. Pada praktik lapangan ini, tanaman kangkung dipanen pada umur 40 hari pada tanggal 25 oktober 2016. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut langsung tanaman kangkung dari gedebog pisang.
                              







Gambar 5.12. Tanaman kangkung memasuki masa panen












Gambar 5.13. Hasil Panen Kangkung
Setelah proses pemanenan, tanaman kangkung dikumpulkan dan dibersihkan. Pembersihan bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada tanaman kangkung dan menghilangkan bagian tanaman kangkung yang tidak layak konsumsi. Sebanyak 20 batang kangkung disatukan dalam satu ikatan. Agar kangkung terjaga kesegarannya, maka kangkung yang telah diikat dicelupkan kembali ke dalam air bersih.