Semakin sedikitnya
lahan untuk bercocok tanam membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk
dapat bercocok tanam di lahan yang sempit. Beberapa orang menggunakan sistem hidroponik
atau vertikultur untuk dapat bercocok tanam di lahan sempit. Namun sebenarnya
ada banyak cara lain untuk bercocok tanam di lahan sempit diantaranya teknik budidaya tanaman dengan media tanam gedebog pisang. Manfaat
Gedebog pisang memang sangat baik untuk pertanian , kebanyakan dari petani
pisang yang telah usai panen biasanya hanya membuang pohon pisang tanpa
dimanfaatkan. Selain mempunyai manfaat untuk digunakan sebagai pupuk cair
organik atau pun BOKASHI , ternyata batang pisang (GEDEBOG) dapat di manfaatkan
sebagai media tanam sayuran. Adapun jenis sayuran yang bisa di tanam
menggunakan limbah pohon pisang ini adalah Cabai , Terong , Tomat , Bayam ,
Sawi , Kangkung dan sejenisnya.
Batang
pisang biasanya dibuang setelah buahnya diambil , atau ketika ada hanya
diperlukan untuk pasang wayang kulit, dengan sedikit kreatifitas batang
pisang banyak dimanfaatkan untuk bisa
diolah . Buah ini adalah buah surga , baik bunga , daun , batang dan tongkol
semua berharga , Selain itu juga batang dapat digunakan sebagai bahan untuk
pupuk organik cair atau yang disebut MOL (mikro-organisme lokal) atau EM
(effective microorganism). Kulit pohon pisang dan batang bambu bisa
menggantikan talang air untuk berkebun sayur, menanam jamur dll. Bahkan batang
pisang memiliki keuntungan yang mengandung banyak pati sebagai sumber nutrisi
tanaman dan berkembangnya mikroorganisme di dalamnya, sehingga batang pisang
dapat menjadi media tanam yang pada akhirnya bisa menjadi kompos. Pohon
pisang juga memiliki senyawa penting seperti antrakuinon, saponin, dan
flavonoid. Antrakuinon pada manusia bermanfaat untuk menyuburkan rambut. Peran
senyawa dalam tanaman juga dapat mendorong pertumbuhan rambut akar yang berguna
untuk membantu tanaman dalam menyerap nutrisi. Batang pisang itu sendiri
diketahui mengandung hingga 80% air . Selama batang pisang ini telah dipelajari
untuk digunakan sebagai pakan ternak karena hasil kadar selulosa lignin rendah.
Penggunaan batang pisang tetap menjanjikan untuk kadar glukosa tanaman pisang
bisa mensuplai sendiri.
Pembuatan blog ini
bertujuan sebagai media penyuluhan yang diharapkan agar pembaca dapat
mendapatkan informasi dan memahami bagaimana cara budidaya kangkung organik
dengan alternatif media tanam yaitu gedebog pisang.
Persiapan Media Tanam
Persiapan media tanam
gedebog pisang merupakan tahap awal dalam menanam kangkung darat dengan sistem
tanam ini. Adapun alat yang digunakan
adalah Kayu, Gergaji, Pisau, Cangkul, Sekop kecil, Parang, Paku, Palu, Nampan dan alat
penyiram (sprayer). Sedangkan bahan
yang digunakan antara lain: Gedebog pisang, Pupuk cair, Tanah, Bibit kangkung
darat dan Rak. Tahap-tahap yang dilakukan dalam pembuatan media tanam adalah sebagai berikut: Pembuatan media tanam, Pembuatan Rak, Pembuatan media
tanam pada rak, Persiapan bahan media tanam, Pembuatan media tanaman kangkung
darat.
Pembuatan
Media
Tanam
Media
Gedebog Pisang dibuat sebagai tempat tanaman kangkung darat yang akan ditanam. Batang pisang ini kemudian dibuat pola persegi dengan ukuran 30 x 30 cm dalam satu batang
pisang. Lalu dilubangin menggunakan pisau. Setelah itu dikerok menggunakan
sendok sampai ¾ bagian. Lubang ini fungsinya sebagai media tempat budidaya
tanaman kangkung darat. Alat yang digunakan dan pembuatan media dapat dilihat pada
Gambar
Gambar Pembuatan media tanam
5.1.2.
Pembuatan Rak
Pembuatan
tempat media gedebog pisang dibuat untuk digunakan sebagai tempat untuk
meletakkan gedebog pisang yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat budidaya
tanaman kangkung darat. rak ini di buat sendiri sebelum budidaya kangkung darat. adapun peralatan yang dibutuhkan untuk membuat rak adalah :
· Gergaji : biasa digunakan untuk memotong kayu, pilihlah gergaji yang
sesuai untuk mempermudah dalam melakukan pemotongan.
· Palu : alat ini biasa digunakan untuk memukul paku agar kayu lebih kuat.
· Paku : alat ini biasa digunakan untuk menyatukan kayu agar lebih kuat.
Pemilihan Bahan
Baku
Bahan
baku ini sangat menentukan karena bentuk dan ukuran kayu/papan harus sesuai dengan bentuk yang di inginkan, disini
jenis kayu/papan yang dipakai adalah kayu/papan rajuk yang cukup tebal,
fungsinya adalah sebagai tempat untuk meletakkan gedebog pisang. Setelah kita mendapatkan bahan yang sesuai maka kayu dibiarkan terlebih
dahulu di ruangan terbuka agar terkena hujan dan panas. Saat dijemur kena hujan
dan panas tidak rusak, berarti kualitas kayu benar-benar bagus. Sebaliknya,
kalau rusak, berarti kualitas kayu jelek.
Proses
membuat kerajinan rak
· Pertama-tama penyiapan bahan baku kayu ukuran 55 cm dan papan rajuk yang sudah dibeli.
· Kemudian pemotongan kayu sebagai penyangga utama, kayu dipotong dengan menggunakan
gergaji.
· Selanjutnya
pemotongan papan rajuk sesuai panjang ukuran gedebog pisang yaitu 130 cm.
· Rak mulai
dibentuk sesuai design dengan
menggunakan alat paku dan pukul menjadi empat tingkatan yaitu dua tiga sisi
depan, tiga sisi belakang, dan satu di atas.
Persiapan
tempat media gedebog pisang dapat dilihat dalam Gambar 5.2.
Gambar 5.2. Rak untuk media gedebog pisang
5.1.3.
Persiapan Bahan Media Tanam
Dalam usaha
budidaya tanaman kangkung darat salah satu komponen penting dalam
keberhasilanya adalah mempersiapkan media tanam yang sesuai bagi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Komposisi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
harus tersedia dalam jumlah dan komposisi yang mencukupi.
Media tanam yang alami terdiri atas campuran
tanah dan bahan-bahan organik yang memiliki kandungan hara yang tinggi. Selain
itu ketersediaan air dalam media tanam harus mencukupi atau tingkat
kelembaban yang relatif lebih tinggi dari areal tanam biasa.
Persiapan
bahan media tanam adalah persiapan bahan yang terdiri dari tanah humus, pupuk
organik. Tanaman kangkung darat sangat menyukai bahan organik berupa pupuk kompos
yang berasal dari sisa bahan-bahan organik, kotoran ayam, kotoran kambing
maupun kotoran sapi yang telah matang. Tanah yang dipergunakan untuk media
tanam adalah tanah yang diambil pada kedalaman 5 cm dibawah permukaan. Tanah
yang berlempung pasir adalah media tanam yang baik karena tanah tersebut
memiliki karakteristik yang baik lempung berfungsi sebagai perekat media tanam,
sedangkan pasir bermanfaat untuk memberikan porositas yang baik bagi tanaman.
Adapun caranya sebagai berikut :
· Campurkan bagian tanah dan pupuk organik atau pupuk kompos dengan
perbandingan 2 bagian tanah dan 1 bagian pupuk organik atau kompos.
Gambar
5.3.
Campuran bahan media tanam
.
Bahan media tanam adalah sebagai berikut Campurkan bagian tanah dan pupuk organik atau pupuk kompos dengan
perbandingan 2 bagian tanah dan 1 bagian pupuk organik atau kompos setelah
pencampuran dimasukkan ke dalam 7 gedebog pisang dan gedebog pisang
yang sudah di isikan selanjutnya di rapikan secara merata dan di siram dengan air secukupnya. Setelah itu
gedebog pisang yang sudah di isi media tanah di simpan di tempat sejuk selama
30 menit agar tanah bisa beradaptasi dengan media sebelum pemasukan benih kangkung.
Waktu yang tepat untuk pengisian media tanah ini adalah pagi hari atau sore
hari. Batang pisang yang digunakan adalah batang pisang yang sudah berumur 6
bulan ke atas karena batang bisang harus lebih besar dan supaya tahan lama untuk
media yang di gunakan.
5.2. Budidaya Tanaman Kangkung darat
Budidaya tanaman kangkung darat adalah
suatu kegiatan menanam dan memelihara tanaman kangkung mulai dari persemaian
sampai tanaman kangkung dapat dipanen. Hasil panen tanaman kangkung dapat langsung
di konsumsi sebagai bahan masakan yang lezat. Pada praktik lapangan ini
budidaya tanaman kangkung dilakukan dengan menggunakan inovasi baru dalam
pembudidayaan yaitu dengan media tanama gedebog pisang.
Perbedaan dari budidaya tanaman kangkung
dengan media tanam gedebog pisang dengan teknik lainnya adalah bahan baku media
tanam yaitu gedebog pisang merupakan bahan baku yang mudah didapatkan dan
murah. Kandungan air yang banyak pada gedebog pisang membuat budidaya dengan
media ini tidak memerlukan penyiraman yang teralu sering tergantung cuaca.
Tahapan dari teknik
budidaya ini yaitu terdiri dari penyemaian/pembibitan. Penyemaian dapat dilakukan
pada tanah dan juga nampan. Setelah persemaian tanaman kangkung tumbuh
lalu dilanjutkan pengersiaan media
gedebog pisang dengan tanah yang telah dicampurkan pupuk kandang. Selanjutnya
penanaman, dilakukan dengan cara memindahkan benih kangkung yang telah disemai
ke media tanam gedebog pisang. Setelah tanaman kangkung tumbuh tahap
selanjutnya adalah pemeliharaan yaitu berupa penyiraman dan pengendalian hama
penyakit tanaman. Dan tahap terakhir adalah pemanenan. Penjelasan yang lebih
terperinci akan dijelaskan di bawah ini :
5.2.1. Persiapan Benih
Tanaman
Pada budidaya kangkung tahap awal adalah pemilihan
benih. Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih
yang digunakan harus merupakan benih yang berkualitas baik dan memenuhi syarat
benih unggul seperti secara fisik tidak rusak, kadar air yang tepat, syarat
tumbuh diatas 80 % dan tersertifikasi SNI. Pada praktek lapangan ini penulis
menggunakan produk benih yang diproduksi oleh PT. East West Seed Indonesia. Benih
kangkung berbeda dengan benih tanaman lain yang pada umumnya berwarna hitam dan
berukuran kecil. Benih kangkung justru berwarna cokelat dan berukuran lebih
besar.
Gambar 5.4.
Benih Kangkung Darat
5.2.2.
Penyemaian Benih Tanaman Kangkung
Tanaman kangkung
sebelum di tanam harus di semai terlebih dahulu. Benih kangkung darat dapat ditanam setelah terlebih
dahulu direndam fungsinya agar terjadi imbibisi yaitu air masuk ke dalam benih
untuk merombak cadangan makanan dan mengaktifkan enzim dalam benih sehingga
zat-zat dalam benih memecah dormansi benih dan agar cepat memunculkan plumula
dan radikula (berkecambah).
Benih yang baik akan
terbenam di dalam air, apabila benih mengapung maka benih itu kurang baik.
Benih yang terbenam selanjutnya dipisahkan dan dikeringkan. Budidaya kangkung
darat sangat dipengaruhi oleh pemilihan benih, sebab benih yang baik akan
tumbuh dan berkembang secara baik dan menghasilkan hasil yang baik pula.
Gambar 5.5.
Perendaman benih tanaman kangkung
Setelah perendaman
benih selesai. Benih kangkung lalu disemai. Penyemaian bisa dilakukan dengan
meja/nampan dan juga membuat bedengan kecil. Pada bedengan kecil dibuat lubang
yang terpola sejajar dan tiap lubang bisa diisi hingga 4 benih kangkung. Pada
umur dua hari penyemaian biasanya benih kangkung sudah berkecambah.
Gambar 5.6. Persemaian Benih
Kangkung
5.2.3.
Penanaman
Setelah benih kangkung tumbuh pada
persemaian, maka tahap selanjutnya adalah penanaman. Penanaman dilakukan dengan
cara memindahkan bibit kangkung dari persemaian ke media gedebog pisang yang
telah disiapkan sebelumnya. Pada tiap gedebog pisang yang telah dilubangi diisi
dengan dua sampai tiga bibit kangkung.
Gambar 5.7. Penanaman Pada Media
Gedebog Pisang
5.2.4. Pemeliharaan
Tahap selanjutnya
adalah pemeliharaan tanaman. Pemeliharaan tanaman kangkung dilakukan agar
tanaman kangkung dapat tumbuh secara optimal dan terhindar dari hama penyakit
dan organisme penggangu tanaman lainnya. Selain itu pemeliharaan tanaman
kangkung dapat meningkatkan produktivitas tanaman dalm hal jumlah produksi daun
yang lebih banyak. Adapun tahap pemeliharaan tanaman adalah sebagai berikut :
a. Penyiraman
Kangkung
darat merupakan tanaman yang membutuhkan jumlah asupan air dalam jumlah yang
cukup banyak, Oleh karena itu Praktikan harus melakukan penyiraman secara rutin
dengan memperhatikan kondisi tanaman. Penyiraman yang baik harus dilakukan pada
pagi hari dan sore hari. Namun interval
waktu penyiraman tidak harus selalu diikuti oleh praktikan karena kondisi tanah
yang terlalu lembab juga dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur pada batang
tanaman kangkung.
Jadi praktikan melakukan penyiraman rutin dengan mengikuti kelembaban media
tanam dan kondisi cuaca.
Penyiraman
tanaman kangkung masih dilakukan
menggunakan ember karena mengingat sumber air cukup dekat dengan tempat
penanaman. Air yang digunakan praktikan dalam penyiraman menggunakan air bersih
yang tidak mengandung zat kimia. Untuk melihat lebih jelas proses penyiraman
dapat dilihat pada Gambar
5.8.
Gambar 5.8. Proses penyiraman
b. Pemupukan
Pemupukan pada tanaman kangkung ini digunakan untuk
merangsang pertumbuhan akar dan daun yang baik.
Pemupukan diberikan secara berkala sekitar seminggu sekali agar tanaman
mendapat nutrisi yang cukup baik.
Pemupukan tanaman kangkung tidak memerlukan proses yang rumit seperti
pada tanaman sayuran lain pada umumnya.
Pupuk yang digunakan
adalah pupuk cair dengan merk dagang SEPRINT. Pupuk cair ini fungsinya untuk
meningkatkan produktivitas pertumbuhan daun dan batang. Dosis pemberian pupuk
cair tergantung pada tanaman. Untuk tanaman yang produktivitasnya rendah maka
dapat diberi pupuk cair dengan perbandingan 4 liter pupuk : 1 air. Dengan
interval penyemprotan selama dua kali dalam satu minggu.
Gambar
5.9.
Pupuk Cair Seprint
5.2.4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pemberantasan hama dan penyakit merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk memperoleh hasil dan produksi yang tinggi. Bila suatu hama
atau penyakit menyerang tanaman, maka harus ditanggulangi karena apabila tidak
diberantas maka akan menyebabkan kerugian. Tanaman kangkung termasuk tanaman
yang tahan terhadap hama dan penyakit. Dalam praktik lapangan ini, hama yang
menyerang tanaman kangkung adalah kutu daun (Aphid) dan Thrips. Dibawah
ini adalah penjelasan mengenai gejala serangan hama penyakit tanaman pada
kangkung.
a. Kutu Daun (Aphid)
Kutu daun adalah hama
yang menyerang pada daun tanaman kangkung. kutu daun berukuran kecil sekita 1-6 mm, tubuh
lunak, berbentuk seperti buah pear, pergerakan rendah dan biasanya hidup secara berkoloni (bererombol). Pada
praktik lapangan ini hama yang paling
banyak dtemukan adalah kutu daun putih. 6 dari 20 tanaman terserang hama kutu
daun sangat parah hingga membuat tanaman layu dan kerdil.
Gejala
dari serangan kutu daun ini adalah Gejala awal berupa bercak kering pada daun
dan menyebabkan tanaman mengering, keriput, tumbuh kerdil, warna daun
kekuningan, terpelintir, layu dan mati. Kutu biasanya berkelompok di bawah
permukaan daun, menusuk dan menghisap cairan daun muda serta bagian tanaman
yang masih muda (pucuk). Eksudat yang dikeluarkan kutu mengandung madu,
sehingga mendorong tumbuhnya cendawan embun jelaga pada daun yang dapat
menghambat proses fotosintesa. Kutu daun menyebabkan
daun kangkung menjadi melengkung, akibat kutu daun menghisap cairan yang ada
pada daun kangkung tersebut. Untuk mengendalikan hama tersebut tidak dibutuhkan
pestisida, melainkan hanya dengan membasminya dan membersihkannya dengan
menggunakan tangan.
Gambar
5.10. Tanaman kangkung yang
terserang kutu daun (Alphid)
b.
Ulat Tritip atau Ulat Perusak Daun ( Plutella xylostella )
Salah
satu hama yang menjadi kendala besar adalah ulat tritip atau ulat perusak daun
dengan nama latin Plutella
xylostella. Hama ini menyerang tanaman yang berusia
muda dan tanaman tua. Gejala serangan dari ulat ini adalah muncul bintik-bintik
pada daun, daun berlobang pada permukaan daun. Bila dibiarkan maka daun akan
habis dimakan oleh ulat tersebut dan tanaman akan mati. Ulat tritip menempelkan
telurnya pada bagian bawah daun dan bagian pelepah daun.
Cara
pengendalian dari hama ulat tritip pada praktek lapangan ini adalah dengan cara
mekanis yang sederhana yaitu dengan cara membuang ulat yang tertempel pada
permukaan daun serta membuang telur-telur ulat yang berada di bawah daun dan di
pelepah daun dan sedikit disiram dengan air pada daun yang terdapat telur ulat
dengan air biasa.
Gambar 5.11.
Tanaman Kangkung Terserang Ulat Tritip
5.2.5. Panen
Panen merupakan
kegiatan akhir dari budidaya tanaman sayuran yang umumnya tanaman kangkung sudah
bisa di panen setelah berumur 25-40 hari. Pada praktik lapangan ini, tanaman kangkung
dipanen pada umur 40 hari
pada tanggal 25 oktober 2016. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut langsung
tanaman kangkung dari gedebog pisang.
Gambar 5.12. Tanaman kangkung memasuki masa panen
Gambar 5.13. Hasil Panen Kangkung
Setelah proses pemanenan, tanaman kangkung
dikumpulkan dan dibersihkan. Pembersihan bertujuan untuk menghilangkan kotoran
yang melekat pada tanaman kangkung dan menghilangkan bagian tanaman kangkung
yang tidak layak konsumsi. Sebanyak 20 batang kangkung disatukan dalam satu
ikatan. Agar kangkung terjaga kesegarannya, maka kangkung yang telah diikat
dicelupkan kembali ke dalam air bersih.